Upaya Menanamkan Nilai-nilai Luhur terhadap Anak - Tutorial Online

Breaking

Monday, 3 October 2016

Upaya Menanamkan Nilai-nilai Luhur terhadap Anak


Asslamuallaikum wr,wb sahabat

Apakabarnya?

Semoga dalam keadaan sehat dan dalam lindungan ALLAH SWT.

Masih mengenai anak Melayu yang keren, begitu besar peran orang tua terhadap anak-anaknya, bukan di orang Melayu saja, pasti di suku-suku se Indonesia melakukan hal yang terbaik untuk anak-anaknya agar menjadi yang terbaik namun disini saya lebih dahulu membahas Tentang Orang Melayu karena apa? Disini lah kampung halaman ku. Tercinta………….berikut ulasannya
Karena pentingnya nilai-nilai luhur ini, berbagai cara dan budaya dilakukan untuk orang melayu menanamkannya kepada anaknya sejak dini. Upaya ini bahkan sudah dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Berbagai “pantang larang”, upaya dan lambing-lambangnya, member petunjuk adanya upaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur itu kepada anak.
ü  Upaya pra kelahiran anak

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Berbentuk upacara:

Salah satu upacara yang amat umum ialah upacara “menujuh bulan” yang disebut juga upacara “menyihir” atau  “melenggang perut”. Upacara inni dilakukan setelah kandungan berusaha tujuh bulan.
Upacara ini dilaksanakan dengan berbagai bentuk da variasinya, melibatkan hamper lapisan masyarakat. Tujuan pokok upacara ini ialah unutk mendoakan kesalamatan ibu dan anaknya ketika melahirkan, dan mendoakan agar anak yang berbeda dalam kandungan itu kelak dilahirkan dalam keadaan sehat dan sempurna serta menjadi “orang” setalah ia dewasa.
Berbagai kegiatan dan lambing yang diberlakukan dalam upacara itu selain mengacu kepada keselamatan ibu, juga mengacu kepada anak dalam kandungannya. Pembacaan Berzanji dan Marhaban, secara implicit bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam yang dianut masyrakat kepada anak dalam kandungan. Sirih dengan perangkat kelengkapannya, mengisyaratkan penanan nilai-nilai sopan santun, ramah tamah, dan berbudi pekerti mulia. Pemotongan rambut ibu (secara simbolik) dan “melenggang perut” ibu menggambarkan penanaman nilai kebersihan dan kesucian lahiriah dan batiniah. Penyajian hidangan nasi kunyit beserta kelengkapannya,, selain bertujuan untuk keselamatan ibu, juga melambangkan penanaman nilai-nilai kedermawanan, tenggang rasa, dan tolong menolong (di dalam sebutan sehari “murah hati dan terbuka tangan”). Upacara Penepung Tawaran terhadap Ibu, selain untuk keselamatan Ibu, juga melambangkan penanaman nilai-nilai luhur adat dan tradisinya. Pembacaan doa selamat, selain untuk keselamatan ibu dan anak , sekaligus menanamkan nilai-nilai keagamaan.

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Berbentuk “pantang larang”:

“Pantang larang”, ialah pantang dan larangan bagi setiap orang untuk melakukan sesuatu karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik bukan saja terhadap dirinya sendiri, tetapi dapat pula merembet kepada orang lain.
Khusus mengenai upaya menanamkan nilai-nilai luhur dan keselamatan anak yang masih di dalam rahim ibunya, “pantang larang ” itu antara lain:

“Pantang bacar mulur”, yakni suka mengata-ngatai orang, memaki-maki, mengupat dan berbicara seenaknya tanpa memikirkan akibatnya.

Apabila seorang ibu hamil bersifat “bacar mulut” ini, maka anak dikandungannya, kelak akan bersifat seperti itu pula. Bahkan mungkin, lebih parah lagi.
Sebab itu, seorang ibu yang hamil dituntut untuk menjaga mulutnya, bersifat sabar dan lapang dada. Sifat-sifat ini akan melekat ke dalam jiwa anak yang dikandungnya.

“Pantang menganiaya binatang”, yakni dilarang menyakiti segala jenis hewan, apalagi sampai menimbulkan cacat. Apabila ibu, ayah atau keluarga dekat melakukan perbuatan yang dipantangkan itu, maka anak yang berada di dalam kandungan kelak akan bersifat suka menganiaya orang, kejam, dan tidak berprikemanusiaan. Akibat lainnya, anak itu kalau lahir akan  “tertekan”, yakni fisiknya akan menyerupai hewan yang dianiya tersebut (buta, bengkok, cacat dll). Sebaliknya, orang tua dituntut untuk bersikap pengasih dan penyayang, suka membantu, memberi pertolongan, dan sebagainya. Orang melayu percaya, sifat ini akan melekat pula ke jiwa anak yang berada dalam kandungan ibunya.
“Pantang membengkak”, yakni berkata bohong. Bila ibu dalam hamilnya suka berbohong, maka anak yang dikandungnya pun kelak akan menjadi pembohong pula. Sebab itu, ibu haruslah bersifat jujur,berkata benar dan berhati ikhlas. Sifat-sifat ini akan tertanam dan melekat pada jiwa anak yang dikandungnya.
Di dalam adat dan tradisi Melayu, “Pantang” dan “Larang” yang bertujuan untuk keselamat ibu berserta anaknya dan sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur itu cukup banyak jumlahnya. Mereka percaya, dengan mematuhi  “Pantang larang” itu, berarti mereka sudah menanamkan nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial masyarakat kepada anak yang dikandungnya.

Di dalam ungkapan disebut:

“Taat memegang pantang larang
  Yang pantang dibuang jauh
  Yang larang ditanam dalam
  Yang budi ditanam tumbuh
  Yang niat dihajat dapat
  Yang pintak turun ke anak”
class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: .75in; mso-add-space: auto;"> Sebaliknya, orang tua yang tidak mengikuti, “Pantang larang” dianggap menyia-yiakan hidup anaknya. Bila kelak anaknya tidak menjadi “orang”, maka kegagalan itu selalu dikaitkan dengan sikap orang tuanya yang melanggar “Pantang larang” itu.

Di dalam ungkapan disebut:

“Terlarang ke pantang larang
  Yang pantang menjadi hutang
  Yang larang membawa larang
  Yang jahat tak berkesampaian
  Yang niat tak berkabulkan”

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Berbentuk lambing-lambang:

Upaya menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak, tercermin pula dalam berbagai lambing yang mereka warisi turun temurun.
Diantaranya adalah:
“Bedak langgir”, ibu yang hamil, diharuskan berbedak dan berlanggir. “Berbedak”, ialah membedaki seluruh tubuhnya dengan ramuan tradisional (seperti “bedak benang silo”, “Bedak dingin”, dan lain-lain). Lahiriah, berbedak ini membersihkan seluruh tubuh ibu dari segala kotoran. Hakekatnya, merupakan lambing membersihkan jiwa anak dari “daki” dunia, yakni semua sifat-sifat kotor duniawi.

Di dalam ungkapan disebut:

“Emak yang berbedak
  Daki dunia yang mengelak”

“Langir”, ialah membersihkan kepala (rambut) atau keramas yang dilakukan ibu dengan ramuan tradisional (seperti: rebusan air pandan wangi yang dicampur dengan akar-akaran lain). Secara lahiriah, merawat rambut ibu, tetapi hakekatnya, merupakan lambing membersihkan jiwa dan pikiran anak dari “Kutu” dunia.

Di dalam ungkapan disebut:

“Berlangir mencuci rambut
  Kutu dunia yang tecabut”

Lambing-lambang yang mencerminkan upaya menanamkan nilai-nilai luhur pada anak dalam kandungan, cukup banyak pula jumlahnya dalam adat dan tradisi Melayu. Dalam tata rias misalnya, terdapat pula lambing-lambang seperti:
“Bercelak”pada mata, melambangkan supaya anak “bermata tajam”, tahu melihat buruk dan baik. “Berpupur” pada bibir, melambangkan supaya anak “bermulut manis” berani berkata benar.
Lambing-lambang ini selain menyebabkan ibu selalu dalam keadaan bersih dan terawatt, juga mengingatkan ibu dan orang tua supaya memperhatikan anak  yang berada di dalam kandungannya. Prilaku mereka (terutam ibunya) amatlah besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak yang berada di kandungan.

ü  Upaya sesudah lahir

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Azan dan Qamat
Orang melayu umumnya beragama islam. Beberapa saat setelah bayi lahir, kalau ia laki-laki, segara diazankan oleh ayah, datuk, atau orang tua yang dituakan keluarga itu. Kalau anak itu perempuan, maka di Qamatkan. Azan dan Qamat itu dibisikkan ke telinga anak yang baru lahir sebagai upaya menanamkan ajaran Agama Islam pada si anak.

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Dioleskan madu

Selanjutnya, bayi yang baru lahir itu, bibirnya dioleskan madu (Lazimnya madu lebah), sebagai lambing menanamkan harapan agar anak itu kelak “bermulut manis”, bijak berkata-kata dan berani berkata benar.

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Disenandungkan

Untuk menidurkan bayi, ibu atau siapa saja menidurkannya dengan senandung (lagu-lagu) yang lirik-lirik pantunnya berisi doa, petuah, dan beraneka ragam nasehat. Upaya ini merupakan bagian dari upaya menanamkan nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial masyarakat kepada anak.

Di antara lirik senandung itu ialah:

“Ya Allah Malikul Rahman
  Anak ku ini berilah iman
  Amal ibadat minta kuatkan
  Setan iblis minta jauhkan”

“Dari kecil cencilak padi
  Sesudah besar cencilak padang
  Darilah kecil duduk mengaji
  Sesudah besar tegak sembahyang”

“Pucuk dedap selera dedap
  Sudah bertangkai setapak jari
  Duduklah anak membaca kitab
  Sesudah pandai tegak sendiri”

“Apa berdebuk seberang pecan
  Buli-buli yang kena jerat
  Buah yang mabuk jangan dimakan
  Batang berduri usah dipanjat”

“Jangan suka mematahkan parang
  Tangan luka gagangnya rusak
  Jangan suka menyusahkan orang
  Tuhan murka orang pun muak”

“Mencabut tebu tidaklah mudah
  Banyak sekali duri lalangnya
  Menuntut ilmu tidaklah mudah
  Banyak sekali akal halangnya”

“Petang jumat memukul beduk
  Sesudah Adzan orang pun Qamat
  Peganglah amanat elok-elok
  Supaya badan hidup selamat”

Pantun-pantun yang penuh dengan ajaran agama, petuah , nasehat, dan tunjuk ajar amatlah banyak dimiliki orang Melayu. Pantun-pantun ini ada yang didendangkan melalui senandung dan lagu-lagu, ada pula yang ditengahkan dalam upacara-upacara adat, berbalas pantun dan sebagainya. Tujuan semuanya mengacu kepada menanamkan nilai-nilai luhur terhadap anak khususnya dan seluruh anggota masyarakat umumnya.

.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGkH4JdxZ5UQNzynocj-S8ZuL2jBmkXkdNRijFljsRr10d69QvO5so3Cvrrn4B9NGf-xCzlr0bWbL3RSyjziO0UjDAgqhfuBr7soXZ4ouDE4IftcNRjmsGZidTCwohVlaa5v7BCWSrZYY/      Bercerita sebelum tidur

Apabila anak mulai mengerti, upaya menanamkan nilai-nilai luhur itu dilakukan pula dengan tradisi bercerita sebelum atau menjelang tidur. Orang tua, nenek atau siapa saja, sebelum tidur  bercerita kepada anak atau cucunya dengan berbagai kisah (cerita rakyat) yang isinya penuh dengan tunjuk ajar. Berbagai tema cerita diceritakan kepada anak, sehingga anak menyerap nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Didalam masyarakat Melayu, cerita cerita rakyat amatlah banyak jumlahnya. Ada cerita yang dituturkan dengan bahasa percakapan biasa, ada pula yang disampaikan dengan irama tertentu (Seperti : Koba, kayat, nyanyi panjang dan sebagainya). Cerita-cerita ini lazimnya dilengkapi lula dengan berbagai ungkapan adat, pantun-pantun dan sebagainya.

ü  Permainan rakyat

Upaya lain yng dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai luhur itu ialah melalui permainan rakyat. Diantaranya ialah “Pencak silat”. Belajar bersilat, menjadi kebanggaan anak laki-laki. Berbagai ketentuan, persyaratan dan lambing-lambangnya mengacu kepada persyaratan pembentukan jiwa dan prilaku yang terpuji. Dengan belajar silat, anak-anak bukan saja sehat jasmaninya, tetapi rohaniahnya pun dituangkan pula dengan tunjuk ajar yang amat bermanfaat untuk bekal hidupnya.
Sebenarnya, kalau diuraikan satu persatu bagaimana upaya orang Melayu menanamkan nilai-nilai luhur itu kepada anaknya, amatlah panajng uraiannya, karena banyaknya ragam upaya yang mereka lakukan.

Contoh-contoh ini hanya sekedar menunjukkan, bahwa dalam masyarakat, adat dan tradisi Melayu, upaya menanamkan nilai-nilai luhur itu amatlah diperhatikan dan diutamakan dalam kehidupa mereka.


No comments:

Post a Comment

Semoga bermanfaat dan mohon dukungannya serta bantuannya.
#Salam sukses